JAMBI,Lj- Program 1 Juta Barel Oil Of Per Day (BOPD) tahun 2030 yang dicanangkan Presiden Jokowi, membuat semua KKKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) SKK Migas dituntut bekerja keras. Tak terkecuali PT Pertamina EP Field Jambi.
Anak perusahaan BUMN ini, terus bergerak mengoptimalkan sumur-sumur minyak yang ada di wilayah kerjanya. Data yang dikeluarkan Pertamina Jambi, saat ini dari 590 sumur minyak yang dikelolanya, 159 diantaranya masih berproduksi, sedangkan sisa nya dalam kondisi suspend.
“Saat ini ada 159 sumur minyak yang aktif dan 431 yang statusnya suspend,” jelas Aziz Kurniawan, Supervisor Produksi Field Jambi, di aula serba guna PT Pertamina EP Field Jambi, Kamis (19/10/2023) pagi.
Secercah harapan muncul dari Milestone Puspa Asri. Proyek yang berada di wilayah Kumpeh Ulu, Kabupaten Muarojambi ini, membuat Pertamina EP Jambi sumringah. Bagaimana tidak, tonggak yang baru dimulai sekitar medio 2020, saat setidaknya sudah menghasilkan 1221 BOPD. Itu adalah 30 persen dari total produksi PT Pertamina EP Field Jambi saat ini.
Salah satu yang menjadi favorit adalah PPS-07. Sumur yang berproduksi sejak November 2022 ini adalah penghasil tertinggi dari Milestone Puspa Asri. Sempat mencapai peak season 810 BPOD, saat ini stabil diposisi 570 BPOD dengan average 646 BOPD. Hebatnya jumlah produksi yang dicapai tersebut dengan kondisi Sumur Natural Flow, alias sembur alam tanpa bantuan alat.
“Ini merupakan anugerah dari Tuhan, natural flow tanpa ada bantuan pompa sama sekali.”ungkap Aziz didampingi Djulianto Tasmat, Head Comrel & CID Pertamina Hulu Rokan Jambi 1, dilokasi sumur PPS-07. Saat ini untuk wilayah kerja Pertamina Jambi, PPS-07 adalah sumur dengan produksi paling besar.
Seiring stabilnya produksi di Milestone Puspa Asri, Optimisme Pertamina EP Jambi di wilayah Kumpeh Ulu semakin meningkat. Saat ini, mereka juga terus mencari potensi minyak. Salah satunya seperti yang baru saja ditajak yakni sumur Puspa Asri PPS-08 desa Lopak Alai, kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi. Awak media juga diperlihatkan aktifitas pengeboran Drilling X-26/PPS-08 yang baru saja ditajak tanggal 9 Oktober 2023 lalu.
“Mudah-mudahan PPS -08 membuahkan hasil yang lebih baik dari sumur yang ada di Puspa Asri milestone ini,”ungkap Djulianto Tasmat.
Kesibukan eksplorasi dan produksi PT Pertamina EP Jambi ini, tak membuat mereka lupa akan tanggung jawab sosial alias CSR kepada masyarakat sekitar lokasi produksi. Buktinya di desa Lopak Alai, Pertamina EP Field Jambi membina kelompok usaha kuliner olahan ikan patin.
Para jurnalis pun berkesempatan mencicipi olahan ikan patin yang kerjakan tangan-tangan terampil 6 ibu-ibu rumah tangga sebagai anggota kelompok usaha tersebut.
Anita (48) selaku ketua kelompok usaha berharap agar Pertamina EP Field Jambi tak bosan-bosan membina dengan beragam program. Pasalnya sejak dibina, Pertamina terus melakukan pendampingan. Salah satunya lewat program pelatihan serta bantuan alat-alat produksi dan lainnya.
“Harapan saya mudah-mudahan Pertamina dak bosan-bosan ya membantu kami, Pak. Dalam apa namanya usaha ini, Pak. Biar lebih lancar lagi, biar lebih maju lagi mudah-mudahan kami ke depan. Terima kasih kepada Pertamina, Alhamdulillah atas binaan selama ini,” ujarnya singkat ditemui usai tatap muka dengan para jurnalis.
Sebelumnya, Djulianto Tasmat selaku Head Comrel & CID Pertamina Hulu Rokan Jambi 1 menegaskan pihaknya mengacu pada kebijakan global yakni agenda tahun 2030 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Dikutip dari laman Bappenas bahwa SDGs bertujuan untuk menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
SDGs merupakan komitmen global dan nasional dalam upaya untuk menyejahterakan masyarakat mencakup 17 tujuan yaitu (1) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4) Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi Layak; (7) Energi Bersih dan Terjangkau; (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; (9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur; (10) Berkurangnya Kesenjangan; (11) Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan; (12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab; (13) Penanganan Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan; (15) Ekosistem Daratan; (16) Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh; (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
“Kebijakan global itu sudah mulai kita memperkenalkan dan kita mengacu kepada SDG’s dari 1 sampai 17. Nah dari sampai 1 dan 17 ini yang terkait dengan sub holding upstream itu dapat Kami mapping. Terkait dengan SDG’s dari 1 sampai 17, semua kegiatan baik itu operasi maupun CSR itu mengacu pada kegiatan kebijakan global,” jelasnya.(*/Vin).