KUALATUNGKAL,Lj-Terkait gagalnya
tim Drumband Kabupaten Tanjabbar mengikuti Pra PON, padahal juara umum di Porprov memicu kekecewaan sejumlah pihak.
Ketua KONI Tanjabbar Syarifudin SE, langsung mempertanyakan kemana dana untuk Pra PON, yang seharusnya merupakan domain atau tanggung jawab dari Provinsi Jambi. Menurutnya, biaya keberangkatan tim drum band sendiri cukup besar jika harus ditopang dana sendiri.
“Memang ada disebut Provinsi mau bantu, tapi besarannya tidak disebutkan. Bahkan pengurus PDBI kita menyebut kalau mau berangkat ya pakai biaya sendiri. Yang Menjadi pertanyaan kita kemana uang di Pemprov. Padahal setiap kali kita menghadiri acara penutupan perlombaan cabor pada Porprov ketua KONI selalu menyebutkan dana untuk Pra Pon telah di siapkan. Ini kan aneh,” katanya, Selasa (18/7/2023).
Ia juga menyayangkan pihak provinsi yang seakan lepas tangan. Padahal pembinaan para atlet sudah menggunakan dana kabupaten, tapi kenapa saat mewakili provinsi masih juga menggunakan dana dari daerah asal cabor.
“Kemana dan dikelola untuk apa dana olahraga di provinsi, sehingga semua kembali ke daerah. Sedangkan untuk Pra PON mewakili provinsi bukan kabupaten,”tegasnya.
“Kita membina bukan sedikit uang yang kita korbankan, masak untuk mengirim atlet untuk pra pon propinsi dak sanggup. Kita mendidik mereka dari nol sampai jadi seperti ini, bayangkan saja berapa dana yang sudah dihabiskan, belum lagi peralatan dan perlengkapan.
Agar ini menjadi perhatian Pemerintah Provinsi dan KONI Provinsi serta Pengprov PDBI Jambi,” paparnya.
“Hal ini sudah kita ingatkan sebelumya kepada KONI Provinsi untuk dana pra PON dan PON jangan lagi di bebankan ke kabupaten, ini domainnya Provinsi. selama ini kita selalu dibebani dengan dana seperti, baik kejurnas dan kejuaraan lainnya, dengan alasan yang cukup klasik dana tidak ada,” sambungnya.
Ketua Koni Tanjabbar menyebutkan untuk biaya berangkat ke Pra PON bukan lah dana sedikit. Untuk Drum Band sendiri dananya hampir Setengah Miliar Rupiah.
“Yang di bicarakan kemaren dengan PDBI Tanjab Barat sekitar 300 – 400 Juta. Termasuk membeli peralatan. Kalau untuk berangkat saja sekitar 200 juta,” ungkapnya.
Menurutnya, daerah masih bisa menolerir jika dalam bentuk bantuan uang saku saja. Akan tetapi jika semua biaya penuh ke daerah menurutnya pihaknya angkat tangan. Apalagi daerah habis mengikuti kegiatan yang diselenggarakan cukup besar Porprov beberapa hari lalu.
“Kalau sebatas bantuan untuk uang saku dan makan masih kita pertimbangkan, ini belum lagi cabor yang lain mungkin sama minta bantuan ke kabupaten. Kita baru selesai mengikuti Porprov mana ada dana lagi.” Tandasnya.(*/Vin)